TUGAS SEMANTIK
DISUSUN OLEH:
YUMIRDA PUTRI
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
PAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2O11/2012
Memahami makna kata dan penggunaan nya
Penggunaan
kata/ parafrasa dalam kalimat menyebabkan perbedaan makna kata. Perbedaan makna
tersebut meliputi makna kamus, makna teks, struktur dan metafora. Makna kata
dapat di bedakan menjadi makna leksikal dan makna grametikal. Makna leksikal
adalah makna yang dikandung oleh suatu kata atau makna menurut kamus, sedangkan
makna grametikal adalah makna kata yang di dasarkan atas hubungan antar unsur –
unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar contoh:
Kata Pencuri
Dalam kamus bermakna maling. Jadi, secara leksikal, arti kata
pencuri adalah maling. Secara grametikal ( menurut tata bahasa ), kata pencuri
terbentuk dari kata dasar curi yang
mendapat awalan peN-. Salah satu nosi
atau makna awalan peN- adalah orang yang melakukan perbuatan yang
tersebut dalam kata dasarnya. Makna kata pencuri adalah orang yang mencuri. Jadi, maka orang yang mencuri atau kata pencuri
adalah makna menurut tata bahasa grametikal.
Makana leksikal dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
1. Makna yang bersifat denotatif.
Makana denotatif ialah makna harfiah, makna pokok, makna
objektif, makna reperensial.
2. Makna yang bersifat konotatif.
Makna konotatif adalah makna tambahan, makna subjektif, makna
yang timbul sebagai akibat adanya kaitan pikiran yang menimbulkan nilai rasa
kata pada makna pokok. Contohnya hijau, misalnya berdenotasisalah satu warna
dari spektrum warna yang kita kenal tetapi kata hijau mengandung pengertian
daun yang masih segar, belum kering, belum tua, dan mengaitkan pikiran kita
kepada orang yang masih muda, belum dewasa dan belum berpengalaman.
Dua
kata yang berdeotasi sama dapat juga berbeda konotasinya. Misalnya, kata hamil
dan bunting yang berdenotasi sama, yaitu mengandung. Akan tetapi, konotasi
kedua kata tersebut berbeda. Kata hamil lebih netral, bahkan memberikan kesan
lebih hormat, lebih halus, atau lebih tinggi derajatnya dari pada bunting yang
memiliki kesan lebih rendah. Pada umumnya, orang akan tersinggung kalau
dikatakan bunting. Akan tetapi, sebutan bunting lebih tepat digunakan bagi
binatang daripada manusia.
Agar
dapat mencapai ketepatan dan pemilihan kata dari segi makna, kita perlu :
1. Membedakan denotasi dan konotasi
Kata denotasi dan konotasi di bedakan
berdasarkan maknanya, yaitu ada/ tidak nya makna tambahan atau nilai rasa pada
kata itu. Jika hanya pengertian dasar yang kita inginkan, kita gunakan kata –
kata yang bersifat denotatif. Jika kita memerlukan reaksi emosional tertentu,
kita perlu memilih kata yang bersifat konotatif.
Contoh :
a) Panjang tangan anak itu hanya 35
sentimeter ( denotasi )
b) Awasilah anak itu karena ia panjang
tangan ( konotasi )
2. Membedakan kata – kata yang sama atau
hampir sama maknanya ( bersinonim )
Sesungguhnya tidak ada dua kata yang sepenuhnya bersinonim.
Antara kata – kata yang bersinonim itu selalu saja ada perbedaannya walaupun
kecil. Perbedaan itu dapat berupa perasaan ( nilai rasa ) kata, makna, dan
linggkungan yang dimasukinya ( kolokasi ). Namun demikian, penggunaan sinonim
berfungsi untuk menghindari pengulangan kata. Contoh penggunaan sinonim yang
tidak dapat di gantikan oleh kata lain :
a. Maaf, kemarin aku tidak menghadiri
pestamu karena nenekku meninggal
(meskipun kata – kata mati,
meninggal, wafar, gugur, dan mampus
itu bersinonim, kita tidak akan tega hati untuk berkata bahwa nenekku mampus, bukan?)
b. Angin yang bertiup sepoi-sepoi itu
terasa segar di badan. (dapatkah kata angin
dalam kalimat di atas diganti dengan kata badai
atau bayu?)
c. Sejak suaminya meninggal dunia,
perempuan itu mengalami kesepian. (bolehkah kata kesepian dalam kalimat di atas digantikan dengan kata kesunyian?)
Contoh penggunaan sinonim yang bertujuan menghindari pengulangan kata.
Untuk menempuh cita-cita banyak jalan menuju Roma. Cita-cita dapat
digapai dengan cara-cara antara lain:
1.
Bersungguh-sungguh terhadap bidang
yang ditekuni
2.
Belajar mengetahui jenis-jenis
pekerjaan yang hendak dicapai
3.
Berbekal pada sikap dan sifat percaya
diri
Kata menempuh bersinonim dengan menggapai.
Dalam kalimat diatas digunakan bentuk pasif karena kaidah strukturnya. Kata banyak jalan menuju Roma bersinonim
dengan cara-cara atau banyak cara. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan pengulangan kata agar tidak membosankan.
3. Mencermati pemakaian kata umum dan
kata khusus
Kata umum dan kata khusus di bedakan
berdasarkan luas/tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Jika kata tarsebut
mengacu kepada hal atau kelompok yang luas cangkupnya, kata itu disebut kata
umum. Sebaliknya, jika sebuah kata mengacu kepada pengarahan tertentu yang
bersifat khusus dan kongkrit, kata itu disebut kata khusus.
Bandingkanlah kata-kata dibawah ini !
Umum
|
Khusus
|
Memandang/melihat
Perempuan
Memukul
Bunga
|
Melotot, membelalak, melirik, menoleh
Wanita, gadis, dara, perawan, janda
Meninju, menempeleng, menendang, menyepak.
Melati, mawar, tulip, kamboja.
|
Makna gramatika dibedakan menjadi makna struktural,
kontekstual, dan metaforis. Makna struktual merupakan makna kata yang
didasarkan atas struktur/susunan satuan – satuan bahasa sebagai contoh,
perhatikan kalimat dibawah ini!
Struktur Kalimat
|
Makna
|
Kata adik,
ibu Yani itu guru yang Pandai
Kata
adik Ibu, yani itu guru Pandai
Kata
adik ibu Yani, itu guru yang pandai
|
Yang
pandai ibu yani
Yang
Pandai yani
Yang pandai
guru
|
Makna kontekstual berarti makna kata berdasarkan
penggunaan dalam kalimat. Dalam kalimat yang berbeda, satu kata mempunyai makna
berbedasatu kata mempunyai makna yang berbeda pula. Contoh
Kalimat
|
Makna
|
Hatiku
panas begitu melihat Ahmad dimarahi
Pak Lurah
Malam
ini Udara sangat Panas
|
Emosi,
Marah
Suhu
|
Selain itu, dikenal juga makna makna metaforis. Makna
metaforis didasarkan pada persamaan atau perbandingan kata- kata. Maksudnya,
makna kata atau kelompok kata bukan berdasarkan arti yang sebenarnya. Makna ini
disebut juga makna kias. Contoh
Kalimat
|
Makna
|
Hati- hati
ia senang
Main
Lompat
|
Kertas lipat,
uang suap (yang mengetahui makna secara tepat hanya pembicara dan lawan
bicara
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar